Wednesday, February 15, 2023

EKSPLORASI KONSEP MODUL 3.1 CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 6

EKSPLORASI KONSEP MODUL 3.1 CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 6 “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).Bob Talbert Makna yang begitu dalam pada kutipan di atas. Menurut saya makna tersebut merupakan sebuah pesan kepada guru jadilah guru yang bermakna untuk hidup mereka bukan hanya sekedar mentransper pengetahuan namun memberikan arti hidup yang berharga untuk masa depan merea. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yakni menuntun segala kodrat pada murid-murid, agar mereka dapat menjadi manusia yang mandiri, selamat dan bahagia baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Kutipan tersebutpun bermaksud memberikan ilmu itu baik, namun ada hal yang lebih penting dari sekedar ilmu yaitu budi pekerti atau akhlak yang meliputi cipta rasa karsa dan raga, penanaman nilai-nilai kebajikan, serta mengasah setiap potensi sesuai dengan minat dan bakat murid. 1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Education is the art of making man ethical. Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~ Sebuah kalimat dari George Wilhelm Friedrich Hegel, Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis. Pendidikan menjadi point utama dalam membangun peradaban yang beretika, menjadikan generasi penerus bangsa tumbuh dengan bijaksana. Sekolah harus terus berkembang mengikuti perkembangan zaman, agar pendidikan tetap menjadi point utama yang disampaikan dengan cara-cara yang sesuai. Guru sebagai pendidik harus terus mengembangkan, membina, dan memimpin siswa dalam ranah pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani patut menjadi pegangan bagi seorang guru, agar mampu mengambil keputusan untuk dapat berdiri di depan menjadi dan memberi teladan bagi siswa, di tengah-tengah membangkitkan semangat, dan di belakang memberi dorongan. Filosofi ini menjadikan seorang guru menjadi manusia yang mandiri, selamat dan bahagia. Filosofi Ki Hajar Dewantara akan menuntun setiap keputusan sehingga selalu berdasarkan pada keberpihakan pada murid, sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal, dan dapat dipertanggung jawabkan. 2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Filosofi Ki Hajar Dewantara menanamkan nilai-nilai kebajikan dalam diri seorang guru. Sebagai pemimpin pembelajaran atau sebagai pemimpin dalam pengembangan sekolah, nilai-nillai kebajikan tersebut akan berdampak pada prinsip-prinsip dalam pengambilan suatu keputusan. Nilai-nilai tersebut akan menjadi potensi dalam mengenali dan menganalisis suatu permasalahan sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menyelesaikannya. Seperti nilai berkolaborasi, reflektif, dan inovatif. 3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya. Guru dengan perannya sebagai pemimpin akan sangat memungkinkan dihadapkan pada sebuah dilema atau bahkan bujukan moral. Pengambilan keputusan antara benar lawan benar, atau benar lawan salah. Teknik coaching dirasa adalah strategi yang tepat sebagai upaya dalam membantu proses pengambilan keputusan. Coaching akan menjadi strategi yang menuntun dan membimbing seseorang dalam menyelesaikan sebuah permasalahan, namun orang itu sendiri yang akan memaksimalkan potensi dirinya demi menemukan jalan keluar dari permasalahannya. Teknik coaching TIRTA sangat efektif untuk dikombinasikan dengan pengambilan keputusan yang berpedoman pada 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Selain tekhnik coaching tekhnik segitiga restitusipun bisa membantu seorang pemimpin mencari tau terkait hal-hal yang mendukung proses keputusan yang akan diambil. 4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Kompetensi sosial emosional akan turut andil dalam menuntun seseorang mengambil keputusan. Guru sebagai pemimpin haruslah mampu mengenali dan mengasah keteramilan sosial emosionalnya. Baik atau tidaknya keterampilan sosial emosioal seorang guru akan menentukan bagaimana teknik penyelesaian suatu dilema etika yang dihadapi. Dengan menguasai tekhnik STOP guru atau seorang pemimpin akan tetap tenang saat menghadapi dilema, berfikir jernih tanpa terburu-buru dan saat menetapkan keputusan dalam kondisi yang tenang. 5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Untuk pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika difokuskan pada kesadaran diri atau self awareness serta keterampilan berelasi dalam mengambil sebuah keputusan. Kita dapat berpedoman pada sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk memastikan apakah permasalahan tersebut termasuk dilema etika yang merupakan masalah benar lawan benar atau merupakan kasus bujukan moral yang berarti benar lawan salah. Jika masalah adalah kasus bujukan moral maka tentu dengan nilai-nilai kabjikan yang ada dalam diri seorang pemimpin kita semestinya berpegang teguh pada nilai kebenaran. 6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Kondisi lingkungan yang positif, aman dan nyaman dapat terwujudkan apabila kita dapat mengimplementasikannya dalam pola pendekatan yang lebih tertata dan sistematis. Sesuai dengan pembelajaran yang terdapat dalam modul ini, sebuah pendekatan Inkuiri Apresiatif yaitu strategi perubahan kolaboratif berbasis kekuatan atau yang lebih kita kenal tahapan BAGJA. 7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? Tantangan yang sering dihadapkan dalam menghadapi dilema etika adalah perbedaan sudut pandang, cara berfikir, dan perbedaan keterampilan sosial emosional seorang guru atau pemimpin dalam menyelesaikan masalahnya. 8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Pengambilan keputusan yang di ambil dengan menggunakan paradigma, prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengujian pengambilan keputusan tentu akan memberi pengaruh dalam memerdekakan murid-murid. Tujuan akhir dari proses pembelajaran yang kita lakukan adalah pembelajaran dengan konsep merdeka belajar. Dalam merdeka belajar, murid diberikan keleluasaan untuk berpikir, untuk memutuskan sesuai dengan kekuatan kodrat alam dan kodrat zamannya. Murid pun dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam belajar sesuai dengan potensinya masing-masing. 9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? Seorang guru atau pemimpin pembelajaran saat memutuskan suatu keputusan harus berpihak pada anak. Sebelum guru tersebut memutuskan suatu keputusan harus melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil nanti berdampak baik bagi siswa dimasa depannya. 10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? Kesimpulan akhir dari modul yang saya pelajari yaitu saat memutuskan suatu keputusan harus berpihak pada anak dengan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Disamping saat mengalami dilema etika bisa menyelesaikan permasalahan dengan tekhnik coaching ataupun tekhnik segitiga restitusi. Pengambilan keputusan berlandaskan pada budaya positif dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA, yang akan mengantarkan murid pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus didasari pada kesadaran penuh (mindfulness) dalam upaya memfasilitasi murid menjadi bagian dari Profil Pelajar Pancasila. 11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? Dalam mempelajari modul pada LMS ini saya merasa banyak pengetahuan yang bisa saya dapatkan, terutama pengetahuan untuk bekal menjadi seorang pemimpin pembelajaran. banyak hal yang meski saya gali kembali dan pelajari kembali sehingga tidak sebatas ilmu pengetahuan semata namun harus saya lakukan dan implementasikan dalam kegiatan atau pembelajaran di sekolah baik saat mengajar maupun saat menyelesaikan permasalahan yang ada. 12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Sebagai seorang guru saya sering merasakan dilema saat harus memutuskan sesuatu keputusan, keputusan yang saya ambil mencoba untuk tidak ada yang merasa di rugikan dan keputusan itu tepat. Namun dengan adanya materi pada modul 3.1 ini saya merasa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dengan prinsip pengambilan keputusan, langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan dan paradigma tentang dilema etika. 13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Dampak positif bagi saya saat mempelajari materi ini adalah saya mampu mengetahui cara pengambilan keputusan yang baik dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan sehingga suatu saat nanti saat saya merasakan dilema etika saya akan menerapkannya. pembelajaran modul ini memberi saya gambaran bagaimana keputusan itu dipertimbangakan, diuji dan di ambil. 14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? Sebagai individu sangat penting sekali kita mempelajari modul ini, apalagi sebagai seorang pemimpin yang sering disuguhi dengan berbagai permasalahan, kebijakan, tanggung jawab yang dimana hal tersebut harus menentukan keputusan, sehingga modul ini begitu penting untuk kita pelajari. Suhendra S, S.Pd. Calon Guru Penggerak Kota Cilegon SDIT Raudhatul Jannah