CERPEN

KEMBALINYA SANGKURIANG

Di suatu perkampungan tinggal seorang janda dengan anak tunggalnya, Indra hermawan namanya. Dia adalah mahasiswa Universitas suasta. Sekarang dia sedang menempuh semester lima FIKOM. ibunya bernama Aisyah, beliau sehari – harinya mengajar di sekolah dasar yang ada diperkampungan. Gaji yang dimiliki ibu Aisyah tidak begitu besar, dikarnakan sudah terpotong oleh Bank ketika merawat Al-marhum suaminya dirumah sakit, sehingga sisa gajinya hanya cukup untuk makan sehari – hari dan membanyar biaya kuliah Indra. Ayah Indra sudah kembali kesang pencipta ketika Indra masih duduk di SLTP, ketika Ayahnya masih hidup, Indra adalah anak yang penuh semangat, humoris, penuh senyuman dan tawa. Tetapi sekarang telah hilang ditelan keadaan yang berubah. Indra hermawan bukan anak yang ceria lagi, sekarang dia menjadi pemurung, pembangkang dan pembantah. Tetapi dia tetap memiliki kecerdasan yang sungguh luar biasa, sampai –sampai sewaktu SMA dia dipermasalahkan oleh sekolah dari masalah yang diperbuatnya, tetapi pihak sekolah tidak ingin mengeluarkan indra yang memiliki kecerdasan yang mengharumkan nama sekolah itu, akhirnya sekolahpun tidak jadi mengeluarkannya.

******
Indra hermawan, mahasiswa yang serba ingin tau, sehingga apapun yang dia ingin tau, pasti dia tidak pernah putus asa untuk mendapatkannya. Sewaktu mengerjakan tugas kuliah. Dia menginginkan memiliki leptop. Indra selalu ikut mengerjakan tugasnya dileptop temannya yang bernama Anggi Purnama. Anggi merupakan teman dekatnya Indra, Dengan sifat yang dimilikinya sekarang ini dia tidak pernah pikir panjang lebar untuk memperoleh apa yang dia inginkan, walaupun memiliki kecerdasan yang tinggi, tetapi akhlak yang kurang baik selalu menyertai hidupnya.
Sewaktu Indra pulang dari kampus, Dia menemui Ibunya, dengan suara yang sopan Indra memberi salam kepada ibunya, dan langsung meminta untuk dibelikan leptop,
“Ibu saya ingin punya leptop, teman – teman dikampus sudah pada punya semua bu, saya malu sama teman- teman” Indra mengeluh pada ibunya dengan suara yang sedikit mengelas.
“Berapa harganya Nak?” Ibunya menanyakan harga leptop yang indra inginkan.
“Cuma tiga juta ko buuu”. indra menjawabnya dengan hati yang senang, karena indra mengira ibunya akan membelikannya.
“ wah mahal betul ya, gimana kalau belinya ditunda 6 bulan lagi,ibu belum punya uang nak”. ibunya menjelaskan dengan rasa takut, dengan sikap yang akan diperbuat ketika anaknmya mendengar bahwa keinginannya tidak dapat terpenuhi.
“Apa buuu”. Indra membentak ibunya dengan dibarengi oleh pukulan tangan diatas meja.
“Iya nak ibu belum punya uang”. ibunya menjelaskan keadaan ekonomi dengan sedikit tenang, karena untuk menghadapi sikap indra beliau harus sabar dan penuh ketabahan.
“Kalau ibu tidak dapat membelikan indra leptop, indra tidak akan menuruti perintah ibu lagi”. Indra membentak ibunya kembalki dengan suara keras dan ancaman dan dibarengi pula dengan berjalannya dia menuju kamar tidurnya.
Ibunya sedih dan menangis dengan sikap yang selama ini dia perbuat padanya. Air matanya menetes perlahan- lahan, didalam lubuk hatinya terdapat kekecewaan yang mendaalam. Sehingga ibu Aisyah sering sakit-sakitan.

******
Keesokan harinya, indra berangkat ke kampus. Pada hari itu sedang ada tugas mata kuliah psikolog, indra tidak mengerjakan tugas matakuliahnya, karena masih memendam perasan kecewa terhadap ibunya, sehingga dia tidak peduli dengan tugas – tugas kulahnya. Dikarnakan indra mahasiswa yang pntar, dengan begiu semua teman – temannya ketika diberikan tugas maka akan mencontek hasil tugas indra, kebetulan pada hari itu indra tidak mengerjakan tugas itu, maka semu teman – temannya kelabakan untuk mengerjaklannya, tapi indra malah senang melihat teman-temannya. Dia merasa puas dengan apa yang dia perbuat , dia tertawa tetapi didalam hatinya masih memendam kekecewaan dan kesedihan.
Hairulpun pulang kerumah, dia membuka pintu rumah dengan menutupnya sembarangan dan tanpa mengucapkan salam kepada orang yang berada didalam rumah,
Setelah menyimpan tas dan mengganti pakaian, indra pergi kedapur untuk makan siang, selagi makan siang, indra mencari ibunya karena tumben jam segini dia tidak menemukan ibunya berada didapur. Setelah makan selesai, indra mendengar suara batuk dari kamar ibunya. Ternyata ibunya sedang sakit, sorepun telah tiba, indra masih menyimpan rasa kecewa terhadap ibunya. Ketika ibunya meminta indra untuk dibelikan obat, indra menolaknya dan langsing masuk kamar, sampai malampun tiba, indra tidak memperdulikan keadaan ibunya. Kemudian ibunyapun keluar rumah untuk membeli obat batuk dan panas dingin. Malampun telah sampai pada keheningan, kemudian ibu Aisyahpun menganbil air wudhu untuk mengerjakan sholat tahajud.setelah selesai sholat, ibu aisyahpun berdoa
“Ya Allah, aku serahkan putraku kepadamu, apabila sifat yang dimilikinya selama ini merugikan semua orang maka ambilah dia, tapi yang saya harapkan rubahlah putraku kepada jalan yang benar, menjadi anak yang patuh pada orang tuanya, kalau cobaan untuk mengujinya agar dia berubah maka berikanlah cobaan itu pada putraku, agar dia sadar dengan kehidupannya. Amin ya robbal alamin.” Dengan sungguh –sungguh bu aisyah berdoa di malam hari, walaupun dalam keadaa sakit.

*****
Pagipun telah tiba, suara burung – burungpun telah berkicau yang menjadikan suasana pagi yang begitu indah, tapi tidak untuk hati indra yang masih memendam kekecewaan. Waktupun terus berjalan, Indra akan berangkat kekampus seperti biasanya. Sebelum indra berangkat kekampus, ibunya meminta untuk diantarkan kerumah skait, karena batuknya semakin parah. Tetapi indra tidak memperdulikanya. Dan akhirnya indra pun berangkat kekampus.
“Ya Allah, setan apa yang telah merasuki anak ku, sehinga aku ibunya yang telah melahirkannya tidak dianggap keberadaanku.” Ibu Aisyah menangis dengan dibarengi batuk – batuk, sehingga keluarlah cairan merah pada mulutnya.
          Jarum jampun terus berputar, tampa meninggalkan satu detikpun, mata kuliah Statistikpun telah selesai, ada satu mata kuliah lagi yang harus Indra selesaikan pada hari itu, ketika sedang mengikuti mata kuliah pancasila, dia merasakan sesuatu kecemasan, ketakutan dan kekuatiran terhadap ibunya, tetapi indra tetap meneruskan belajarnya. Suara HPnya pun berdering, ketika indra lihat HPnya ternyata dari tetangganya. Tetapi disebabkan indra sedang mengikuti mata kuliah HP pun dirijek. Selang dua menit berlalu HPnya kembali berbunyi dengan nada yang berbeda, ternyata ada pesan sms dari tetangganya. Kemudian indra pun langsung membaca sms itu
indra ini pak amir, Ibu kamu sekarang sedang dirawat dirumah sakir cipto, dia mengidap penyakit paru-paru, cepat sekarang jenguk ibumu.
Indra merasa bersalah dengan apa yang telah diperbuatnya selama ini pada ibunya. Indrapun meminjam motor Anggi teman dekatnya itu, dengan perasaan cemas dia mengendarai motor dengan kecepatan yang menghampiri kecepatan maksimum, akhirnya indra mengalami kecelakaan yang parah, dan indra pun dibawa kerumah sakit terdekat agar lukanya tidak semakin parah, dengan kaki kanannya yang rusak parah, akhirnya kaki kanan indra harus diaputasi.
Dirumah sakit yang berbeda ibuynya menghembuskan nafas yang terakhir ketika Indra sedang menjalani oprasi. Waktupun terus berjalan dua hari kemudian indra baru sadarkan diri setelah menjalani oprasi.
“ Ibuuuu, ibuuu”. indra pun memanggil ibunya dengan suara yang keras dengan air mata yang membasahi pipinya.
“ Sabar ya in, ini cobaan yang Allah berikan untuk mu”. Riza memberikan perhatian kepada sahabatnya, yang selama ini sudah lama tidak dianggap oleh indra keberadaannya.
“ Iya riz, aku sekarang sadar, Allah telah mengujiku”. Indra menjawabnya dengan air mata yang terus terurai.
“Yang sabar ya in” Riza tersenyum agar indra tidak bersedih.
“Trimakasih ya riz, kamu sudah mau menjengukku, ngomong-ngomong kemana ibuku”.  Indrapun masih mencari ibunya
“In, ibumu sudah berada ditempat yang nyaman, jadi kamu tidak usah khawat”. Riza memberikan keterangan agar indra tidak terlalu kaget ketika mendengar bahwa ibunya sudah meninggal.
“Maksudmu apa riz? Ibuku sudah meninggal, iya?”. Perasaan indra yang tidak karuan.
Riza tidak dapat berkata apa-apa dia pun mengangis, dan akhirnya indra pun ingin beranjak dari tempat tidurnya. Ketika dia ingin turun dari tempat tidurnya, kaki kanannya tidak dapat digerakan, kemudian dengan cepat indra membuka selimut yang menutupi badannya, dan akhirnya indra pun pingsan kembali.
*****
Waktupun terus berputar, hidupnya sekarang hanya sebatang kara, yang sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi, dan ditambah dengan keadaannya sekarang yang berjalan dengan bantuan tongkat. Tetapi indra tetap tegar dengan apa yang telah Allah berikan padanya, bahkan dia bersyukur dengan keadaannya sekarang ini. Dan akhirnya dia kembali menjadi indra yang dulu, indra gunawan yang ceria, penuh senyiuman, dan tetap diberikan kecerdasan yang hebat.
Tak terasa tiga bulan sudah berlalu,indra berjalan menggunakan tongkatnya. Sekarang dia berhenti kuliahnya. Temannya Anggi tidak pernah menjenguk keadaannya, karena dia merasa kesal pada indra yang telah menghancurkan motor kesayangannya.
Ketika sedang membaca Koran didepan rumahnya, pak amir yang membetahukan ibunya ketika dirawat dirumah sakit menghampirinya, kemudian pak amir memberikan uang sejumlah empat juta rupiah pada indra.
“ Uang apa ini pak Amir? Ko bapak memberikannya kepada saya?”. keanehan indra pada prilaku pak amir begitu besar.
“Itu uang yang telah bapak pinjam dari ibumu 3 bulan yang lalu, karena bapa membutuhkan uang untuk membiayai anak bapa sewaktu dirumah sakit, bapak meminjam uang itu pada ibumu sebesar tiga juta lima ratus ribu, tapi bapa lebihi lima ratus ribu sebagai tanda trimakasih bapa” pak amir menjelaskan panjang lebar kejadian yang sebenarnya.
“Tiga bulan yang lalu ya pak?”. indra menanyakn kejelasanya waktunya.
“ Iya benar, memang kenapa in?”. Pak amir balik Tanya.
“Tidak pak, trimakasih atas pemberian lebihnya”. Indrapun tersenyum.
“Sama-sama, bapak pulang dulu ya indra. Assalamualaikum”.
“Waalaikumsallam”. Jawab indra.
Kemudian indrapun teringat dengan ibunya, yang sungguh mulia hatinya menolong tetangganya ketika sedang mengalami musibah.
Waktupu terus berjalan, kemudian indra dan riza merencanakan untuk berbisnis kecil-kecilan dengan modal keberanian dan uang 10 juta yang diperoleh dari pak amir dan tambahan dari riza. Kemudian mereka berdua berusaha dengan keras dan penuh dengan keyakinan. Dan akhirnya tiga tahun sudah dilewatinya, sekarang mereka berdua sudah mampu menjadi pemasok leptop terbesar di kotanya.     

SEKIAN

No comments:

Post a Comment