Tuesday, June 9, 2015
BERIKAN AKU KESEMPATAN SEKOLAH
Oleh : Suhendra Saputra S.Pd
Ari yang berusia 11 tahun ini seharusnya sudah kelas 4 SD, namun dengan kekurangan pemahaman dan berbicaranya itu menjadikan ari selalu dihukum oleh gurunya disekolah, dan dengan hukuman yang dilaksanakannya setiap hari menjadikan ari tidak mau lagi sekolah dan akhirnya ari harus berhenti sekolah di kelas 2 SD. Dengan kekurangan yang dimilikinya ini membuat guru tidak bisa menyeimbangkan pembelajaran yang diberikan kepadanya sehingga dia selalu dihukum di depan kelas dengan mengangkat satu kaki dan meletakan tangannya di kedua telinganya.
Ari yang sudah ditinggalkan oleh ayahnya ke malayesia menjadi seorang TKW, saat ini ari diusianya yang masih kecil membuat dirinya kurang kasih sayang, ditambah dengan ditinggalkan oleh ibunnya yang menikah lagi menjadikan ari tinggal sendiri bersama neneknya, neneknya yang sudah tua menjadikan ari semakin sulit untuk dibimbing belajar, namun sekarang ari banyak menumpang dirumah bapak kepala desa, dan alhamdulilah ari diterima di keluarga tersebut, sehingga ari tidak kesepian dan terbantu untuk makan sehari-hari.
Disaat saya bersama anak-anak untuk mengaji, ari begitu giat dan semangat belajar dengan ucapan yang kurang begitu jelas, saya melihat pancaran matanya yang begitu semangat menuntut ilmu, sehingga ketika yang lain becanda di begitu serius memahami apa yang disampaikan, walau harus dibantu dengan gerakan-gerakan yang harus aku lakukan.
Ari, anak yang selalu mengikuti kegiatan yang saya lakukan di desa ini, kemana saya pergi pasti dia mengikutinya, walau saya pergi ke sekolah pasti dia mengikutinya pula, sehingga disekolah hanya dialah sendiri yang tidak masuk ke dalam kelas, karena ari sudah putus sekolah, padahal usianya masih begitu belia, namun pihak sekolah tidak mampu mendidiknya seperti siswa yang lain.
Dengan keberadaannya ini membuat saya bersemangat untuk menuntunnya belajar, saya begitu heran ketika ari bisa menuliskan beberapa kalimat yang saya perintahkan dengan tepat tanpa ada keselahan, saya merasa aneh kalau ari sudah putus sekolah di kelas 2 dengan setiap hari dihukum oleh gurunya yang pastinya menjadikan dia trauma dan tergangu psikologinya namun sampai sekarang ternyata dia memiliki bakat yang begitu bagus.
Dari kepintarannya ini saya tidak mau menyianyiakan semangatnya unntuk belajar, walau dia kesulitan berbicara tapi saya yakin dia akan menjadi anak yang cepat sekali belajar, karena dengan keseriusannya itu akan membuat dirinya bisa.
Disaat ari sedang duduk di depan kelas empat yang matanya tertuju kedalam kelas, akupun menghampirinya, “Ari melihat apa?” aku mengagetkan lamunannya.
Aripun menjawab dengan suara yang kurang begitu jelas dan dibarengi dengan gerakan tangannya “ ku uu kolah kolah”
Akupun menanggapinya dengan memegang pundaknya “Ari mau sekolah”
Dipun menjawab “ye ye” dengan dibarengi anggukan dan senyumannya.
Disaat itu aku begitu bahagia mendengar perkataannya, namun apakah ari bisa diterima lagi untuk sekolah disini, pertanyaan itu selalu menggelayuti pikiranku disaat aku termenung melihat keluguan ari dihadapanku.
Ari yang menginginkan untuk bisa sekolah kembali bersama teman-temannya, dari semangatnya itu saya tidak mau mengecewakannya agar ari bisa diterima disekolah ini, dari kemampuannya yang sudah bisa menulis menjadi nilai plus baginya untuk diterima kembali di sekolah, namun saya meski meyakinkan bapak kepala sekolah MIN Poleang Barat ini agar Ari bisa diterima dengan baik disekolah nanti.
Dihari berikutnya aku melihat ari begitu nyaman duduk didepan kelas 3, aku melihat dia sedang menatap buku yang dipegangnya, entah buku apa yang sedang dia baca itu, dia terlihat tersenyum memandangi buku itu, akupun berniat menghampirinya, disaat aku melanngkahkan kaki aku terbersit untuk menghentikannya, karena aku pikir aku tidak mau mengganggu kebahagiaan ari dengan buku bergambarnya itu. Akupun pergi menjauh darinya.
Ari diusia yang begitu muda membuat aku banyak belajar dari mu, semangat menuntut ilmu menjadikan pondasi yang kuat untuk melepaskan kebodohan yang dimilikinya, kekurangan bukanlah hambatann yang sulit untuk dilalui namun menjadi tantangan yang besar untuk di pecahkan. Ari darimu aku banyak belajar arti kehidupan.
Relawan Pendidikan Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment